Medan, 19 Juni 2025 — Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINSU Medan sukses menyelenggarakan Seminar Pendidikan Inklusi bertema “Wujudkan Pendidikan Inklusi: Kesetaraan Akses dan Kualitas untuk Anak Berkebutuhan Khusus”. Bertempat di Gedung H.M. Arsjad Thalib Lubis, kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mendorong kesadaran kolektif dan kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan sistem pendidikan yang ramah dan adil bagi semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus.
Acara dibuka secara resmi oleh Guru Besar Psikologi UINSU Medan, Prof. Dr. Nurussakinah Daulay, M.Psi., yang menekankan pentingnya pendekatan humanis dan sistemik dalam pendidikan inklusi. Dalam sambutannya, Prof. Nurussakinah menyatakan bahwa pendidikan inklusif bukan hanya persoalan fasilitas, tetapi lebih jauh menyangkut penerimaan dan keberpihakan kepada hak-hak anak untuk berkembang secara optimal.
Seminar ini menghadirkan dua narasumber inspiratif yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam bidang pendidikan inklusi. Narasumber pertama, Rina Mirza, M.Psi., Psikolog, membawakan materi tentang pentingnya dukungan psikologis dan pendekatan individual dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Sementara itu, Yuli Yanika, atau yang akrab disapa Uye, seorang Terapis ABK, membagikan pengalaman langsung dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus serta strategi konkret yang bisa diterapkan di lingkungan sekolah dan keluarga.
Peserta seminar yang terdiri dari guru, mahasiswa, orang tua, dan praktisi pendidikan tampak antusias mengikuti jalannya acara. Diskusi interaktif dan sesi tanya jawab berlangsung dinamis, mencerminkan tingginya perhatian terhadap isu inklusi dalam dunia pendidikan saat ini. Banyak peserta mengapresiasi materi yang disampaikan karena memberikan perspektif baru dan aplikatif dalam mendampingi anak berkebutuhan khusus.
Dengan terselenggaranya seminar ini, UINSU Medan berharap dapat memperkuat komitmen semua pihak dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, adil, dan berdaya. Seminar ini menjadi langkah konkret dalam memperluas pemahaman serta membangun jejaring kerja sama antara akademisi, praktisi, dan masyarakat luas demi masa depan pendidikan yang lebih manusiawi dan setara.









